Berawal dari keinginan untuk memiliki sebuah komputer Apple yg bernama iMac. Brand yang membuat pecinta computer selalu ingin memiliki walau satu saja diruangan kerja pribadinya. Walau secara literal apple sendiri memang buah yang selalu mengundang selera.
Dari sekian jenis produk Apple, saya sudah mencicipi hampir semuanya, mencicipi dalam hal ini menggunakan tapi tidak memiliki :P , di kantor saya yang memiliki department khusus dalam hal graphic, mau tidak mau, untuk menghasil hasil karya seni yg ber-standar, pilihan jatuh ke produk Apple yang memang digunakan khusus untuk hal-hal berbau grapis.
Hasilnya adalah saya mulai menyukai qualitas yang dihasilkan, tapi juga qualitas dari iMac sendiri memang berbeda dengan desktop-desktop pada umumnya. Ber-monitor back light LED, kaca depannya yg halus dan berkesan elegan, sungguh adalah qualitas nomor satu. Kembali ke saya, setelah menabung sekian lama, saya pada saat itu, saya ingin satu. Spesifikasi yang ditawarkan ternyata jauh dari perkiraan saya, karena karakter saya sendiri adalah seperti memiliki PC yang bisa kita upgrade baik itu memori RAM, graphic card dan hard drivenya. Sedangkan pada kenyataannya, desktop iMac hanya bisa untuk upgrade memory dan hard drive saja. Untuk speks iMac yang tinggi, kocek yang saya habiskan akan cukup untuk membeli satu unit Yamaha Vixi. No way.
Dari sinilah timbul ide, kenapa saya tidak membeli PC dengan spesifikasi tinggi, tapi harga bisa kurang dari setengah harga iMac dengan quad-core processor, dan saya bisa install Apple OS X nya sendiri. Hackintosh, iya itu namanya, Mac OS X tapi dalam sebuah PC. Pilihan saya jatuh pada PC dengan speks berikut:
- Mb P55- UD3L (mobo yang compatible dgn OS X)
- processor core i5 760
- keyboard USB dan mouse USB
- NVidia graphic card GTS-450 (OSX compatible) 1Gb
itu saja, dan sebuah monitor LED LG 22" sudah cukup untuk memberikan nuansa Apple. Installasi? gampang. Hanya saja, karena keinginan untuk jalan yang termurah, saya beberapa kali membeli produk bajakan yang tidak jalan sama sekali, jadi anda jangan sekali-kali untuk instalasi iMac, membeli produk bajakan, belilah software aslinya.
Sampai saat ini saya tulis, saya belum lagi membelinya :D , cari retail untuk OS X memang rada susah di Bali (karena ngga tahu sj tempatnya hahaha)
2 comments:
ah...setengah isi laptop saya bukan original kok...:p
@agung, hahah sy sudah rugi 2 cd seharga 55rb each, sptnya harus cari retail asli Snow Leopard, km punya?
Post a Comment